29 September, 2013

Presiden Sebenarnya

Hai sobat pembaca =D ... pada postingan ini saya mau sedikit ngupas tentang sejarah yang gak boleh dilewatkan,, yaitu tentang kebenaran dari Presiden RI. Mungkin sebagian udah tau tentang kebenaran ini, tapi semoga saja ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Dua tokoh Sumatra Barat, Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat, pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia di masa revolusi fisik, namun nama mereka tidak pernah disebutkan dalam daftar nama Presiden RI.

Sejarah menjelaskan, Sjafruddin Prawiranegara pernah menjabat sebagai Presiden merangkap menteri pertahanan, penerangan dan luar negeri ad interim pada pada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari tanggal 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. (pasca agresi militer Belanda ke II)

PDRI, dibentuk untuk menyelamatkan pemerintahan RI pasca agresi militer Belanda ke II pada 19 Desember 1948 atas Ibukota RI Yogyakarta dan menahan Soekarno/Hatta. Saat dalam penangkapan itu, Presiden Soekarno mengirim telegram (soalnya belum jamanya e-mail kali :D) kepada Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI dan tengah berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.

Dalam telegramnya, Presiden Soekarno menyebutkan, "jika dalam keadaan pemerintah tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, maka kami (Soekarno/Hatta) menugaskan Mr Sjafruddin Prawiranegara membentuk pemerintahan darurat di Sumatra".

Setelah itu, Sjafruddin dan tokoh lainnya di Sumatra membentuk PDRI untuk menyelamatkan negara RI yang dalam keadaan berbahaya karena tengah terjadi kekosongan kepala pemerintahan (Kalo gk salah Bahasa Gaulnya Vacum of Power Cleaner) yang menjadi salah satu syarat internasional untuk diakui sebagai negara (karena merupakan salah satu unsur negara).

PDRI diproklamasikan, 22 Desember 1948 di Desa Halaman, sekitar 15 Kilometer dari Payakumbuh dan Sjafruddin Perwiranegara menjabat sebagai Presiden PDRI. Lalu jabatan itu berakhir setelah Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden RI, Soekarno yang kembali ke Yogyakarta pada 13 Juli 1949, sekaligus berakhir pula riwayat PDRI.

Sementara itu, Mr Assaat pernah dipercaya menjabat Pemangku sementara jabatan Presiden Republik Indonesia (RI) pada periode 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950. Jabatan itu diamanatkan kepada Mr Assaat, setelah perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) 27 Desember 1949 ketika pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS).

RIS merupakan negara serikat (kalo gak tau,, maksudnya itu Negara Bagian :p) terdiri dari 16 negara bagian dan salah satunya adalah Republik Indonesia (RI) yang saat itu dipimpin pemangku sementara jabatan Presiden, Mr Assaat. Jabatan tersebut dipangku Mr Assaat, karena Soekarno dan Mohammad Hatta ditetapkannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden RIS, sehingga pimpinan di RI diberikan kepada Mr. Asaat.

Menurut Muchlis Muchtar (Yang pasti saya gak kenal siapa dia), pada saat kekosongan pimpinan RI itu, Mr Assaat tampil sebagai Pemangku sementara jabatan Presiden RI sekaligus mempertahankan kedaulatan RI. Peran dilakukan Mr Assaat saat penting, karena jika RI tanpa pimpinan, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia dimana RI pernah hilang dalam perjalanan bangsa ini, tambahnya.

Jabatan Mr Assaat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden RI, berakhir setelah Belanda dan dunia internasional mengakui kembali kedaulatan RI dan RIS dilebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (RIS) pada 15 Agustus 1950.

Dengan pengakuan NKRI maka Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ditetapkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, sekaligus berakhir pula jabatan Mr Assaat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden RI.

Walau mereka adalah pemimpin sementara tetapi kita tetap harus tetap mengetahui Sejarah yang sesungguhnya bahwa mereka adalah Mantan Presiden... Ada pesan dari Guru Saya bahwa sejarah itu harus digali,, karena sebenarnya banyak Sejarah yang disembunyikan... Dan juga Saya mendapatkan Pesan Khusus dari Alm. Bung Karno (Lewat buku yang Saya baca)... yaitu pesanya adalah JASMERAH (Jangan sekali-sekali meninggalkan Sejarah).

Jadi menurut Saya jika disimpulkan berarti Sjafruddin Prawiranegara adalah Presiden Kedua karena kondisi sedang genting... lalu setelah keadaan stabil Kepresidenan diambil alih oleh Soekarno dan Mr Assaat adalah Presiden RI Ketiga karena dimana saat itu Soekarno menjadi Presiden RIS,, lalu setelah RIS dibubarkan Kepresidenan RI diambil alih oleh Soekarno lagi.

Itulah postingan mengenai Sejarah,, Postingan ini terinspirasi dari guru IPS Saya yang mengupas sedalam-dalamnya tentang Ilmu Pengetahuan. Dikutip dari berbagai Sumber,, mohon maaf bila ada kesalahan :D

Mugiya Aya Mangpaatna (Semoga ada Manfaatnya) -MZ-




No comments:

Post a Comment